Sabtu, 09 Maret 2013

Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kesehatan


Peralatan yang berbasis elektromagnetik seperti peralatan telekomunikasi dan elktronik lainnya. Pengguna langsung maupun tidak langsung alat tersebut akan menyerap energi dari gelombang elektromagnetik yang bersumber dari alat tersebut. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan pemakaian alat elektronik seperti alat telekomunikasi bergerak (handphone), microwave oven, serta peralatan elektronik lainnya, setiap orang, disadari atau tidak, akan tersinari atau terekspos oleh berbagai frekuensi gelombang elektromagnetik (EMF) yang kompleks. Dengan demikian, EMF sudah mempengaruhi kondisi lingkungan. Tingkat paparan gelombang EMF dari berbagai frekuensi berubah secara signifikan sejalan dengan berkembangnya teknologi serta penemuan peralatan EMF. Salah satu alat EMF yang berkembang sedemikian pesatnya adalah telepon seluler (handphone), dengan berbagai merek dan kecanggihannya.


Jenis penggunaan peralatan yang lain juga demikian, baik di perumahan maupun dalam skala yang lebih besar seperti industri, akan menghasilkan paparan radiasi. Paparan EMF dapat saja diterima setiap orang, baik di rumah, di jalan raya, di kendaraan, maupun di tempat kerja. Radiasi gelombang EMF dapat saja dipancarkan dari berbagai peralatan, seperti generator listrik, alat rumah tangga seperti microwave oven, dan dari alat telekomunikasi, seperti hand-phone, radio, TV, dll. Peralatan yang memancarkan EMF tersebut dilepas ke pasar tanpa pengujian awal ataupun jaminan tentang kemungkinan pengaruhnya terhadap kesehatan. Hal ini terutama terjadi pada rentang frekuensi antara beberapa kilohertz dan beberapa megahertz. Alat-alat pada rentang frekuensi tersebut memang telah banyak tersedia di pasar.

Memang, tidak diragukan bahwa manfaat pemakaian listrik sangat luas. Namum, timbul kekhawatiran bahwa paparan dari EMF, walaupun pada tingkat yang rendah, dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Kekhawatiran tersebut terus meningkat setelah muncul hasil studi epidemiologi yang dapat menjelaskan hubungan antara beberapa kejadian penyakit kanker pada manusia dengan hasil pengukuran daya serta frekuensi medan listrik dan medan magnetik.

Selanjutnya, peningkatan popularitas penggunaan alat telekomunikasi perorangan baru-baru ini, seperti hand phone (HP), telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap radiasi/gelombang radiofrekuensi (RF). Lebih jauh, hal ini telah memunculkan anggapan bahwa radiasi dari mobile-telephone dan base-station lah yang sebenarnya mengakibatkan keluhan-keluhan seperti kepala pening, hilang ingatan, dan tumor otak.



Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang elektromagnetisme.
Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz. Gelombang elektromagnetik termasuk gelombang transversal.
Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Ketika kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hf, di mana E adalah energi foton, h ialah konstanta Planck — 6.626 × 10 −34 J·s — dan f adalah frekuensi gelombang.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hf.
Yang termasuk gelombang elektromagnetik :

  
Gelombang
Panjang gelombang λ
: 1 mm-10.000 km
: 0,001-1 mm
: 400-720 nm
: 10-400nm
: 0,01-10 nm
: 0,0001-0,1 nm



Berikut ini adalah contoh gelombang elektromagenetik dalam kehidupan sehari hari :
  • Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.
  • Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan.
  • Infrared
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki pancaran inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut termogram digunakan untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang sendi dan kanker. Radiasi inframerah dapat juga digunakan dalam alarm pencuri. Seorang pencuri tanpa sepengetahuannya akan menghalangi sinar dan menyembunyikan alarm. Remote control berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar inframerah yang dihasilkan oleh LED ( Light Emiting Diode ) yang terdapat dalam unit, sehingga kita dapat menyalakan TV dari jarak jauh dengan menggunakan remote control.
  • Ultraviolet
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh kuman-kuman penyakit kulit.
  • Sinar X
Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan tulang dalam badan terutama untuk menentukan tulang yang patah. Akan tetapi penggunaan sinar X harus hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak akibat penggunaan sinar X yang terlalu lama.

Sekarang udah sadarkan betapa pentingnya gelombang elektromagnetik dalam kehidupan kita?!

Gelombang elektromagnetik berpengaruh terhadap listrik otak, namun menjadi pertanyaan seberapa besar pengaruh gelombang tersebut terhadap kerusakan otak? sampai saat ini belum ada satupun bukti medis yang kuat untuk membuktikan itu. Meskipun gelombang elektromagnetik berpengaruh terhadap otak tikus, namun tidak terbukti pada otak manusia Sampai saat ini beberapa penelitian di Eropa pada gelombang elektromagnetik terhadap tumor otak tidak dapat membuktikan efek tersebut.Mengenai pengaruh terhadap telinga, paparan musik dengan earphone dapat mempengaruhi ambang pendengaran , terutama bila dilakukan dengan volume keras dan jangka waktu lama.


Berikut efek radiasi gelombang elektromgnetik terhadap tubuh:

Efek Fisiologik :
Medan dan arus listrik pada frekuensi rendah apabila berinteraksi dengan jaringan biologik dapat mengakibatkan efek fisiologik maupun psikologik. Ada beberapa bukti kecil yang menunjukkan bahwa paparan tingkat rendah mengakibatkan ketidakkonsistenan pada fisiologi. Beberapa parameter selalu mengalami perubahan, meskipun kadang-kadang ada yang stabil. Namun, masih dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat efek fungsi organ yang berarti.
Efek yang lebih sering diamati adalah paparan RF dan EMF pada otak serta sistem syaraf. Kemungkinan perubahan ditemukan pada respons (tanggapan) untuk beberapa voluntir setelah paparan EMF di bawah kabel listrik bertegangan tinggi. Hal ini juga didukung oleh data informasi efek EMF pada otak yang mengalami medan dari arus listrik. Perubahan-perubahan kecil dapat juga ditelaah pada perilaku mencit yang mengalami medan magnet 0,75 mT (tingkat yang mungkin dijumpai pada daerah kerja). Beberapa peneliti bidang ini juga telah mengamati baik secara in vivo maupun in vitro, termasuk aktivitas neuronal, metabolisme neurotransmitter, serta interferensi dengan mekanisme normal ion kalsium homeostasis. Namun, lagi-lagi untungnya, respons dari hasil studi tersebut tidak signifikan.
Sebagai tambahan juga dilaporkan oleh beberapa voluntir, namun tidak atau belum dapat ditetapkan. Karena mungkin hal ini lebih bersifat subjektif. Sebagai contoh, paparan yang cukup lama oleh medan listrik sebesar 9 kVm-1 dan juga medan magnetik sebesar 20 µT dapat sedikit mengurangi detak jantung sebesar beberapa detak per menit. Paparan yang sama juga dapat menyebabkan perubahan yang spesifik electroencephalogram konsisten dengan kekurang-cocokan dalam proses kognitif yang digunakan dalam mengambil suatu keputusan. Sejarah paparan radiasi tersebut juga tentunya mempengaruhi efek yang terjadi. Efek yang lain juga mungkin terjadi, seperti dalam situasi paparan khusus sampai dengan dosis EMF yang cukup rendah dapat mempengaruhi irama jantung. Tetapi, hasil penelitian tersebut masih perlu dikonfirmasi ulang, mengingat kecil kemungkinannya dalam kondisi biasa sehari-hari. Berkaitan dengan hal tersebut, dampak yang telah dilaporkan hanya dari voluntir bertempat tinggal di sebuah apartemen bawah tanah terisolasi yang diekspos dengan medan listrik dengan frekuensi 10 Hz pada 2,5 V m-1. Jadi, mungkin efek yang timbul belum tentu akibat EMF, tetapi mungkin saja akibat tempat tinggal yang di bawah tanah tersebut.
Hanya sedikit informasi dampak yang signifikan sehubungan dengan efek fisiologi dari paparan medan listrik yang kuat. Sebagai contoh, pernah dilaporkan adanya efek berupa kepala pening dan gangguan penglihatan pada voluntir yang tersinari medan magnetik 60 mT. Namun, sebagian besar informasi berupa efek fisiologik terhadap radiasi RF, dengan efek yang konsisten berupa timbul panas yang menghasilkan kenaikan temperatur tubuh sekitar 1oC atau lebih. Respons tersebut menunjukkan bahwa beban panas total selama paparan RF adalah jumlah laju energi spesifik yang terserap (specific absorbtion rate, SAR) dan laju produksi panas, yaitu antara 1 W kg-1 dan 10 W kg-1. Dalam hal ini, jika organ jaringan seperti mata dan testis diketahui sangat sensitif terhadap panas, juga dianggap sangat sensitif terhadap RF. Selanjutnya, perlu diingat bahwa deposisi tenaga di dalam tubuh oleh radiasi RF adalah tidak seragam. Perbedaan sifat listrik dari tissue serta refleksi dan refraksi radiasi pada tissue, akan menghasilkan bentuk energi deposisi yang tidak teratur (tak seragam).

Reproduksi dan Pengembangan :
Perhatian secara khusus telah diberikan terhadap kemungkinan dampak pada embrio dan fetus berkaitan dengan paparan kerja medan EMF berintensitas rendah, khususnya pada para operator visual display units (VDUs) dan staf yang mengoperasikan clinical magnetic resonance diagnostic systems. Namun, sampai saat ini hanya terdapat bukti epidemiologi yang kurang memadai mengenai efek terhadap kondisi kehamilan sehubungan penggunaan VDU.

Efek Medan Amplitudo Modulasi :
Para peneliti juga telah melaporkan sejumlah efek sehubungan dengan medan amplitude-modulated RF. Namun, sejauh ini belum ada efek termalnya. Signifikansi efek fungsional tersebut juga tidak tampak. Sebagai contoh, telah ada laporan-laporan hasil pengamatan pada perubahan mobilitas ion kalsium pada jaringan otak dan perubahan dalam aktivitas listrik dalam otak akibat microwaves berfrekuensi rendah (sekitar 16 Hz). Namun, sampai saat ini masih sulit menggabungkan hasilnya. Hal ini disebabkan efek yang dihasilkan relatif sangat kecil, dari besaran maupun durasi (waktu). Di samping itu, juga sangat tergantung kepada beberapa faktor seperti parameter paparan serta sistem biologi yang digunakan.

Efek Pulsa Medan :
Penggunaan telepon mobil dan seluler sudah sedemikian luasnya sehingga perhatian banyak diberikan kepada efek pulsa modulasi radiasi RF. Pertama, pada microwave, manusia dapat merasakan efek yang mengganggu akibat paparan pulsed-modulated RF radiation antara 200 MHz dan 6,5 GHz, tergantung karakteristik modulasi medan. Secara umum, efeknya berupa ekspansi termik pada jaringan otak, mengikuti sedikit kenaikan temperatur, setelah penyerapan energi, menghasilkan gelombang suara di kepala yang merangsang cochlea. Penyinaran yang dilakukan secara berulang-ulang akan menimbulkan stres dan ketidaknyamanan.
Selanjutnya, waktu paparan yang lama oleh pulsa microwaves dapat menimbulkan efek stres pada kimia syaraf otak. Bahkan, pada percobaan dengan tikus, dapat mengurangi aktivitasnya. Paparan oleh high-peak power microwave pulse menyebabkan respons kebiasaan yang spesifik, termasuk gerakan tubuh. Kemungkinan lain efeknya juga pada pendengaran.
Dugaan adanya pengaruh terhadap penglihatan juga muncul. Beberapa perubahan juga ditemukan pada jaringan mata, termasuk lensa dan retina mata.

Studi yang Berkaitan Dengan Kanker :
Beberapa tahun terakhir, tampak kekhawatiran mengenai adanya kemungkinan kanker akibat medan berfrekuensi rendah maupun tinggi. Kekhawatiran masyarakat tentunya akan terus bertambah dengan merebaknya penggunaan telepon mobil dan seluler.
Namun, secara umum, sampai saat ini belum ada bukti dalam skala laboratorium yang meyakinkan bahwa medan berintensitas rendah menyebabkan kerusakan genetika. Berbeda dengan radiasi pengion, EMF tidak memberikan energi yang cukup untuk memutus ikatan kovalen, sehingga tidak dapat merusak DNA secara langsung. Sejauh ini, bukti eksperimen dari beberapa lembaga yang besar mengkonfirmasikan bahwa paparan radiasi RF tidak meningkatkan frekuensi mutasi atau aberasi kromosom bila temperatur (tubuh) dapat dijaga di dalam batas fisiologi. Oleh karena itu, sejauh ini dapat diasumsikan bahwa EMF berintesitas rendah belum terdapat bukti untuk menyebabkan efek yang menimbulkan kanker.
Beberapa penulis terdahulu menyatakan bahwa medan magnetik yang memungkinkan timbulnya kanker telah dilakukan uji-coba menggunakan model hewan konvensional karsinogenetik. Dalam hal ini, hewan tersebut disinari setelah sebelumnya diberikan bahan kimia karsinogen yang dapat menyebabkan tumor. Medan magnetik ternyata tidak menimbulkan efek pada pengembangan tumor kulit. Namun, beberapa ahli menyatakan adanya kemungkinan kanker payudara meskipun beberapa penelitian lainnya masih bersimpangan hasil. Beberapa penelitian saat ini juga sedang dilakukan guna menemukan beberapa ketidakpastian tersebut. Di samping itu, ada beberapa bukti eksperimen yang menyebutkan bahwa EMF dapat dikatagorikan sebagai ko-promotor yang mempercepat efek bahan kimia tersebut menuju tumor. Namun, sampai saat ini belum terdapat studi ulang yang dapat mengkonfirmasikan hasil tersebut.
Beberapa studi lain menemukan bahwa medan berintensitas rendah sebenarnya dapat mempengaruhi pertumbuhan tumor dengan inhibisi melatonin sintetis. Melatonin adalah inhibitor alami dari suatu tumor dan dapat memainkan peranan yang membantu mencegah pengembangan suatu tumor. Namun, tidak seperti pada hewan percobaan, paparan oleh medan magnetik tidak menimbulkan efek rhythm melatonin pada manusia, sehingga tidak mempengaruhi kesehatan (pada model ini). Beberapa ahli mengatakan lagi bahwa radiasi RF dapat menimbulkan efek pengembangan tumor. Suatu mekanisme lain menerangkan bahwa RF dapat merusak sistem kekebalan yang berperan mencegah tumor. Namun, sampai saat ini belum ada bukti eksperimen yang begitu pasti.
Hasil studi baru-baru ini yang menggunakan transgenik (genetika buatan) dari tikus menunjukkan bahwa pengembangan limfoma telah menarik publikasi tersebut. Studi ini mengemukakan bahwa sejumlah tumor pada hewan yang disinari dengan radiasi RF dari telepon mobil menunjukkan jumlah yang lebih besar dua kali dari hewan yang tidak disinari. Tetapi, implikasi dari hasil ini terhadap manusia masih belum jelas, karena sangatlah sulit untuk mengekstrapolasi hasil dari hewan ke manusia. Penekanan yang dapat langsung diambil dari hal ini adalah adanya efek pemanasan lokal bila eksperimen menggunakan radiasi RF.
Banyak publikasi yang menyatakan bahwa paparan dengan radiasi microwave dapat mengganggu kesatuan molekul DNA di dalam sel-sel otak yang selanjutnya dapat menimbulkan beberapa patahan lanjutan. Hal ini tentunya dapat menimbulkan tafsiran peningkatan risiko kanker. Namun, sekali lagi, masih terdapat data yang kurang konsisten. Beberapa studi ulangan telah dilakukan oleh peneliti dalam bidang ini, namum hasilnya masih belum meyakinkan. Perlu disadari bahwa adanya kemungkinan efek-efek yang diamati dapat merefleksikan perubahan di dalam kinetik pasangan DNA dan beberapa aspek metabolisme. Hal ini tentunya perlu perhatian sehubungan dengan paparan tersebut.
Secara model, efek biologi EMF dan RF dapat dilihat pada gambar 3. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa melatonin dianggap sebagai pemicu pengembangan kanker dengan beberapa jalur mekanisme. Selanjutnya, dapat diasumsikan bahwa jika EMF mengenai melatonin maka hal tersebut akan meningkatkan risiko kanker. Dengan kata lain, bila tingkat melatonin berubah secara signifikan (naik maupun turun), maka risiko kanker akan meningkat. Hal ini terjadi pada hewan percobaan (mencit). Namun, EMF belum memberikan efek yang berarti bagi manusia. 






1 komentar:

  1. Rooftop Casino & Resort - DrMCD
    For 군산 출장샵 a full 익산 출장샵 review of the casino & resort, including reviews of all 익산 출장안마 the restaurants, games, facilities, hours, games,  Rating: 3 · 광명 출장마사지 ‎1 review 속초 출장샵

    BalasHapus